Pemerintah Pusat diminta untuk segera menangani arus pengungsian warga Nduga akibat konflik bersenjata antara aparat gabungan TNI/Polri dengan OPM, yang terjadi sejak Desember 2018 lalu.
Bila tak terselesaikan, dikhawatirkan “lahir” generasi pemberontak baru dari warga pengungsi Nduga, yang kemudian dalam beberapa tahun kedepan angkat senjata melawan kedaulatan NKRI.
“Dalam situasi yang (harus) mengungsi kemana-mana (kalau tidak dibantu pemerintah), mereka akan lahir dan jadi pemberontak”.
“Sehingga kalau kita tidak selesaikan (masalah pengungsian Nduga), akan (muncul pemberontakan) begitu terus dari generasi ke generasi (selanjutnya),” terang Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura.
Lukas mengaku tak ingin anak-anak Nduga yang mengungsi itu, menjadi pemberontak.Sebaliknya, mereka diharapkan dapat membantu membangun Papua.
Untuk itu, dirinya mengapresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lanny Jaya dan Jayadijaya yang sigap membantu para pengungsi Nduga.
“Kita juga sangat berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Pusat agar bisa membantu pengungsi Nduga yang diperkirakan mencapai sekitar 5.000 lebih warga”.
Dari data Pemprov Papua, jumlah korban meninggal akibat warga arus pengungsian warga Nduga mencapai 180-an orang.