Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mewanti-wanti masyarakat di bumi cenderawasih untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, meski saat ini pemerintah sedang menyiapkan vaksin COVID-19.
“Tentu kita sambut baik ya vaksin corona yang sedang dibuat pemerintah. Tapi sekali lagi kita tidak boleh lengah. Tetap disiplin jalankan protokol kesehatan. Sebab untuk saat ini, hanya itulah cara untuk memutus penularan COVID-19,” terang Wagub, Arso, Keerom, Senin (23/11/2020).
Dari informasi yang ia himpun, dibutuhkan sekitar 2 tahun untuk memvaksinasi 270 juta rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Sehingga untuk menunggu vaksin tersebut sampai ke Papua, masyarakat diimbau tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti rajin cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker.
“Kemarin bapak Jusuf Kalla waktu kunjungan ke Papua berdiskusi dengan saya. Dan benar saja kalau kita ada 270 juta penduduk di Indonesia, kemudian dalam sehari baru bisa memvaksin 1 juta orang, maka pasti akan makan waktu 270 hari lalu selesai”.
“Belum kalau ada hari libur, ini bisa seperti waktu dilakukan imunisasi polio yang pada waktu itu makan waktu tahunan. Ya asumsinya 2 tahun dari Sabang sampai Merauke semua selesai divaksin. Sehingga kita bersyukur kalau vaksin sudah di buat, tetapi sampai tiba waktu kita divaksin saya minta jangan langgar protokol kesehatan,” harapnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua, Aron Rumainum menyatakan hal senada. Kendati demikian, pihaknya enggan mendorong vaksinasi kepada masyarakat Papua, sebelum dilakukan uji klinis tahap ketiga.
“Sebelum diberikan kepada masyarakat, vaksin Covid-itu harus jelas. Contohnya seperti vaksin yang selama ini diberikan kepada balita”.
“Ini kan vaksin baru, ilmunya tentu baru juga. Kemudian vaksinnya mereka menggunakan virus dari mana, apa Indonesia, China, Inggris atau Kanada. Vaksin buatan China saja masih ada perdebatan. Saya kalau tidak yakin vaksin itu aman, saya tidak berani,” kata Aron.
Sementara kendati pun uji klinis tahap ketiga sudah selesai, lanjut ia, vaksin yang harus digunakan adalah buatan Indonesia bukan dari luar. Sebab, ia khawatir muncul efek samping, dimana yang paling fatal yaitu meninggal dunia.
“Vaksin Covid ini harus didiskusikan lebih lanjut. Karena bicara soal vaksin itu harus yakin benar-benar aman baru disalurkan ke masyarakat,” pungkasnya.