Proses belajar mengajar di Kabupaten Puncak untuk sementara waktu dilakukan secara tatap muka, berkenaan dengan dugaan pembakaran Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tersebut.
Kendati demikian, proses belajar mengajar dipastikan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Hal itu, dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait, Selasa.
“Sambil menunggu perbaikan, sekolah-sekolah yang terkena dampak akibat putusnya BTS di Puncak, maka saat ini sekolah melakukan pembelajaran tatap muka”.
“Tidak ada cara lain lagi selain sekolah tatap muka. Sebab anak-anak harus tetap belajar sambil menunggu kawan-kawan dari Kementerian Kominfo melakukan perbaikian terhadap jaringan tersebut” kata dia.
Sohilait pada kesempatan itu menyayangkan dugaan pembakaran BTS yang semestinya tak terjadi.
Apalagi ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, anak-anak usia sekolah sangat memerlukan ilmu pengetahuan.
Sebelumnya, dua BTS di Kabupaten Puncak,Kota Ilaga telah dibakar oleh oknum tak dikenal pada Kamis lalu, hingga mengakibatkan jaringan internet di wilayah tersebut mengalami gangguan. Padahal masyarakat baru dapat menikmati jaringan 4G pada Desember 2020.
Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Papua hingga kini masih menunggu perkembangan perbaikan Base Transceiver Station (BTS) yang terbakar di Kabupaten Puncak.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Papua Jeri Yudianto di Jayapura, Senin, mengatakan Pemerintah Pusat dalam melalui Yayasan Bhakti sedang melakukan pemeriksaan awal.
“Pemeriksaan awal ini pun dilakukan dengan menggunakan drone karena belum berani untuk turun lapangan langsung pada jumat lalu”.
Menurut Jeri, untuk detail perkembangannya atau perbaikannya sampai di mana akan diterbitkan oleh pihak Kementerian Kominfo yang memiliki pekerjaan tersebut.