Kamar Dagang Industri (Kadin) Provinsi Papua bersama pemerintah setempat mendorong pembangunan industri untuk keperluan ekspor sagu dari Bumi Cenderawasih.
Program tersebut didasarkan potensi lahan sagu Papua yang mencapai 4,7 juta hektar dan terbesar di dunia saat ini.
“Untuk itu, kita dari Kadin Papua melakukan perteman dengan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtokultura Papua yang isinya membahas mengenai potensi sagu Papua di Papua untuk ekspor,” kata Ketua Kadin Papua, Ronald Antonio di Jayapura, Kamis (19/8/20210).
Menurut dia, selain ekspor, potensi sagu Papua kedepan dapat dikembangkan menjadi food estate atau ketahanan pangan. Dengan demikian, Papua kedepan tidak lagi akan bergantung kepada daerah lain untuk masalah ketahanan pangan.
Dengan demikian, peran Kadin Papua disini adalah mendorong pengelolaan sagu mulai dari hulu ke hilir. Sehingga dengan begitu, diharapkan ada konektivitas antara pengusaha dengan investor.
“Sehingga disini kami akan ambil dari pengusaha lokal dan mencari investor. Jadi, peran kami lebih kepada penghubung antara pengusaha lokal dengan investor, nanti dinas terkait yang menyiapkan pengusaha lokalnya,” ucap dia.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Karel Yarangga mengapresiasi inisiatif Kadin setempat.
Ia pun memberi dukungan penuh terhadap program itu. Dimana salah satunya dengan telah menyampaikan sejumlah informasi yang dibutuhkan, terkait rencana pengelolaan sagu kedepan.
“Sebab kalau data yang dirilis secara nasional, lahan sagu di Indonesia ini ada 5,6 juta hektar. Sementara sebanyak 5,2 juta hektar ada di Papua dan Papua Barat. Ini yang belum kita kelola secara baik,” katanya.
Diketahui, saat ini ada dua daerah yang nantinya menjadi fokus pengembangan sagu, yakni Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Potensi sagu di dua daerah ini terbilang cukup besar dan lebih mudah untuk dikelola.