JAYAPURA - Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri atau BPKLN Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan untuk dapat mengatasi masalah perbatasan dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak terkait, tak terkecuali negara tetangga.
Hal ini karena sebagian besar wilayah perbatasan tidak bisa dipagar karena alasan hubungan kekeluargaan, sehingga terfokus hanya di Pos Lintas Batas Negara saja.
“Kawasan perbatasan tidak mungkin di pagar semuanya, mengingat dua warga negara (Papua-PNG) ini juga saling membutuhkan. Apalagi diantara mereka memang masih ada hubungan kekeluargaan”.
“Dilain pihak, interaksi masyarakat sangat tinggi, sehingga tidak mungkin kami tutup dengan pagar. Sekarang yang perlu dilakukan adalah peningkatan koordinasi pengawasan wilayah perbatasan dengan semua pihak terkait, sehingga bisa meminimalisir masalah,” tegas dia di Jayapura, Rabu.
Suzana pun mengapresiasi tim gabungan TNI-Polri dan Bea Cukai berhasil menangkap salah seorang warga asal Papua Nugini (PNG) yang kedapatan membawa peluru ilegal.
“Tentu kami sangat mengapresiasi dengan adanya penangkapan terhadap warga yang membawa barang ilegal melalui perbatasan,” kata ia.
Namun kedepan, sambun Suzana, perlu ada peningkatan koordinasi dalam hal pengawasan di semua tingkatan, baik provinsi, kota, kabupaten maupun pemerintah Indonesia dan Papua Nugini. Sehingga jika ada hal-hal yang menyangkut informasi penting bisa disampaikan.
“Semoga kejadian kemarin tidak terulang kembali di kemudian hari. Tapi itulah perbatasan kita dengan tingkatan masalahan yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya, BM (28) warga asal Vanimo Papua Nugini (PNG) ditangkap Satgas Pamwiltasrat RI-PNG Yonif 132/BS dan Kepolisian Subsektor serta Bea Cukai saat melintas di Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, pada Sabtu (4/3/2023). ***