JAYAPURA - Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Derek Hegemur mengatakan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah nasional dan daerah yang masih terus diseriusi.
Hal demikian karena prevalensi stunting Provinsi Papua dari hasil survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukan angka 34,6 (hitungan 29 kabupaten kota).
“Permasalahan stunting tidak hanya dipengaruhi oleh gizi anak saja, namun juga dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pola asuh anak, ketersedian air bersih layak minum, jamban sehat dan lain sebagainya, sehingga dalam penanganan dan pencegahannya pun harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan OPD,” kata Derek di Rapat koordinasi TPPS dan Bimbingan Teknis penilaian kinerja 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2023, Kamis (20/7/2023).
Derek menyebutkan, dalam menurunkan angka stunting diperlukan sinkronisasi dan perencanaan bersama dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah setempat agar penanganan lebih tepat sasaran.
Hal demikian pula karena permasalahan stunting di Provinsi Papua menjadi salah satu fokus program bidang kesehatan, guna mengantisipasi kondisi gizi kronis yang mengakibatkan anak tumbuh tidak maksimal, sehingga untuk mengantisipasi dan menangani permasalahan.
“Maka pada hari ini kami melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Bimbingan Teknis kepada Tim Penilai Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan konvergensi percepatan penurunan stunting.”
“Dimana tujuan utama dilaksanakannya rapat koordinasi untuk memfasilitasi dan menkoordinasikan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting yang menjadi urusan masing-masing OPD,” tandas Derek. ***