JAYAPURA - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua mengajak jurnalis setempat ikut peduli dengan penanganan stunting, lewat tulisan maupun pemberitaraan di medianya masing-masing.
Menurut Kepala BKKBN Papua, Nerius Auparai, pemberitaan oleh para jurnalis sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting. Pemberitaan media juga diharapkan menggugah kesadaran para kepala daerah di kabupaten dan kota agar makin serius mengatasi stunting.
"Intinya pemberitaan dari para jurnalis di media massa sangat penting agar semua orang bisa paham tentang stunting," terang Nerius di Jayapura, Rabu.
Sementara itu, Nerius mengajak para kepala daerah di Papua, baik di Provinsi Papua maupun 3 DOB, yakni Provinsi Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah, agar bisa belajar dari Kabupaten Tolikara dan mengadopsi program unggulan dalam mencegah dan mengatasi kasus stunting.
Kabupaten Tolikara, lanjut dia, memiliki dua program unggulan yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimulai sejak 2014 dan Sarapan Sehat Anak Sekolah (SARASEHANS) yang dimulai tahun 2023. Kedua program ini dinilai Nerius sebagai kebijakan yang populis dan tepat untuk menurunkan angka prevalensi stunting di wilayah itu.
"Beberapa waktu lalu saya sempat berkunjung ke Tolikara. Mereka memiliki Rumah Gizi tempat para ibu hamil dan ibu menyusui bawa anaknya diberi makan di sana."
"Selain itu, anak-anak PAUD dan anak SD diberi makan setiap hari. Ini luar biasa dan saya harap para kepala daerah lain bisa mengikuti program seperti ini," harap dia.
Nerius tambahkan, program pemberian makanan bergizi dan pelayanan kesehatan secara berkala bagi ibu dan anak melalui 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Kabupaten Tolikara sangat berguna dalam penanggulangan stunting di Papua yang tinggi. ***