JAYAPURA - Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mengingatkan warganya agar mulai meninggalkan kebiasaan atau perilaku Buang Air Besar (BAB) sembarangan yang berpotensi menularkan penyakit.
Salah satu penyakit yang rentan akibat perilaku buruk tersebut adalah diare yang justru dalam beberapa catatan lebih banyak menyerang balita.
"Para balita kita rentan tertular penyakit melalui makanan yang tercemar kuman dari kotoran manusia. Makanya, jika perilaku buang air besar sembarangan tidak dihentikan, resiko penularan akan terus ada," jelas Ridwan dalam satu kesempatan di Kota Jayapura.
Menurut dia, seluruh tanah Papua saat ini sedang melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) untuk memutus mata rantai penularan polio bagi balita.
Hanya saja kata Ridwan, cakupan imunisasi masih sangat rendah. Dimana dalam dua pekan sejak 27 Mei 2024, sudah mencapai target putaran pertama 95% dan lanjut ke putaran berikutnya, namun hingga kini hampir satu bulan berlalu, belum dapat mencapainya.
"Makanya kita mengimbau masyarakat untuk mendukung program ini dengan membawa anak-anak ke pos imunisasi terdekat sesegera mungkin. Tapi melakukan imunisasi tidak cukup kalau perilaku BAB sembarangan masih terjadi," ucap ia.
Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun pada kesempatan lain juga mendorong tujuh kabupaten di wilayahnya untuk segera mencapai target 100 persen kampung dan kelurahan stop atau bebas buang air besar (BAB) sembarangan pada tahun ini.
"Sebab perilaku Buang Air Besar Sembarangan tidak dapat disepelekan. Buang Air Besar Sembarangan atau biasa disingkat BAB sembarangan merupakan masalah serius yang berdampak merugikan lingkungan, serta berpotensi menularkan kuman penyakit seperti diare, tipes, disentri atau kolera."
"Bahkan anak yang sering mengalami penyakit-penyakit ini, tentu saja tumbuh kembangnya menjadi tidak optimal dan pada akhirnya bisa mengakibatkan stunting bahkan kematian," tegas ia. ***