Sebanyak 470 orang dari 54 cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia mengikuti Kongres Nasional XXV di GOR Cenderawasih APO Jayapura. Kongres yang baru pertama digelar di Papua ini, mengusung tema “Membangun Indonesia yang Berkeadilan Sosial” dan “Menjadi Organisasi yang Berbudaya Juang dan Berdaya Pikat.” Pelaksanaan kongres tersebut akan dihadiri sebanyak 54 cabang di seluruh Indonesia. Namun hingga saat ini, peserta yang hadir baru sebanyak 23 cabang dan diharapkan hari ini (Rabu) para peserta dari seluruh Indonesia sudah dapat hadir seluruhnya. Menurut Ketua Panitia Kongres Nasional XXV, Vitalis Dambi mengatakan ada sebanyak 31 cabang yang sementara dalam perjalanan dan akan tiba hingga nanti malam.
Lanjut Vitalis, dalam kongres yang dilaksanakan 21-26 November ini juga akan dilakukan sidang Majelis Pemusyawaratan Anggota XXIV untuk memilih Ketua Presidium Pengurus Pusat. “Hironimus Hilapok adalah calon kuat yang kami usung dari Jayapura. Saat ini dia sebagai Wakil Sekjen II di PMKRI Pusat,” kata Vitalis. Dalam kongres ini juga akan dibentuk lima cabang baru diantaranya Nias, Boway (NTT), Ernadidi (Minahasa), Larantuka, dan Saumlaki (Maluku). Sementara itu menurut Ketua Presidium PMKRI Pusat, Emmanuel Josafat Tular dalam kongres juga akan dibicarakan isu-isu strategis dan actual yang secara kontekstual dalam kehidupan bernegara dan beragama, misalnya pemberlakukan Otsus di Papua, pelanggaran HAM seperti bentrok Abepura di depan Kampus Universitas Cenderawasih pada 16 Maret lalu, Munir hingga penanganan Lumpur Lapindo. Termasuk bagaimana melihat pengolahan SDA di Papua yang berorientasi untuk kemakmuran rakyat, sehingga pentingnya melihat kembali pengolahan PT Freeport Indonesia. ‘Ini dibahas agar kedepan operasionalisasi dan manajemen produksinya dapat mempertimbangkan rakyat sekitar,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Gubernur Barnabas Suebu dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Alex Hasegem, menyambut baik dilaksanakannya kegiatan mahasiswa dalam bentuk Kongres dan Sidang ini. Menurut Gubernur kegiatan seperti ini merupakan kesempatan bagi para mahasiswa disamping belajar berorganisasi juga menambah pengaman dan wawasan di dalam mempersiapakn diri menyambut tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara. “Kalianlah para tunas muda bangsa akan diserahi mandat kepemimpinan untuk melanjutkan perjuangan pembangunan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” ujarnya.