Gubernur Papua Lukas Enembe, S.I.P, M.H, mengatakan tanah Papua sampai hari ini masih bergelut dengan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan. Sebagai pemerintah daerah kita telah melakukan berbagai terobosan besar untuk mengangkat Papua keluar dari berbagai persoalan yang masih menghimpit hingga saat ini. Namum, kerja belumlah selesai dan jalan masih panjang.Hal itu sebagaimana disampaikan Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.I.P, M.H, ketika membuka secara resmi Festival Papua Sejahtera di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Kamis, (4/7). Melalui Festival Papua Sejahtera ini, Selaku Gubernur saya mengajak seluruh masyarakat untuk bisa membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan untuk mengangkat harkat dan martabat Papua menuju kemandirian dan kesejahteraan, sesuai dengan panggilan tugasnya masing-masing.
Oleh karena itu, saya minta kepada semua pihak agar dapat memetik hikmah dari acara Festival Papua Sejahtera ini. Sebab Yesus datang sebagai Juruslamat karena ada persoalan pada saat ini. Karena manusia telah terjerumus jauh dalam dosa, sehingga Allah mengutus Anak’Nya untuk datang sebagai manusia dan menjadi sama dengan manusia untuk menebus manusia dari segala dosa. Dikatakan Gubernur, saat ini persoalan yang berbeda adalah Papua kini menghadapi bahaya ancaman HIV/AIDS, korupsi, kolusi dan nepotisme, prostitusi yang merajalela, pemabukan, perjudian dan berbagai kehidupan lainnya yang tidak memuliakan Allah. Oleh karena itu, melalui acara Festival Papua Sejahtera kali ini, saya mengajak kepada kita semua untuk bisa menghindarkan diri dari hal-hal tersebut. Kita harus memuliakan Tuhan di tanah ini, sebab berkat Tuhan ada di Papua. Sebagai masyarakat Papua kita harus saling mengingatkan kepada saudara kita agar tidak jauh terjerumus kedalam dosa, kalaupun ada yang telah berjalan salah, kita harus membantunya untuk bisa kembali ke jalan yang benar,’’ Ujar Gubernur. Menurut Gubernur, mengapa hal ini perlu kita lakukan, karena kehidupan orang Kristen sekarang sudah mengarah pada kehidupan yang esklusif, lebih mementingkan diri sendiri, lebih mementingkan harta ketimbang menolang orang lain yang susah.
Banyak orang Kristen yang susah, miskin dan banyak yang terinfeksi HIV/AIDS, tetapi banyak juga orang Kristen yang suka mabuk-mabukan, judi, mencuri, melakukan pemerkosaan dan lain-lain. Gubernur menambahkan, tanah Papua ini mayoritas Kristen, tapi banyak orang hidup tidak memuliakan Tuhan sehingga melalui Festival Papua Sejahtera kali ini saya mengajak kita sekalian untuk dapat menunjukan suatu kehidupan yang benar-benar memuliahkan Tuhan, agar damai itu selalu ada dihati setiap orang percaya yang benar-benar memuliakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari jadilah sebagai garam dan terang bagi orang lain. Dengan demikian, kita harus menjadi motivator, fasilisator dan pelayan bagi rakyat dan dapat mendarma bhaktikan diri dengan cara mengabdi untuk mensejahteraan dan tidak berambisi kecuali untuk kesejahteraan masyarakat, berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah serta mampu memanusiakan manusia Papua atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dan membangun Papua dengan merangkai masa depan yang bermartabat bagi semua orang tanpa memandang suku, ras maupun agama.