Pemerintah Provinsi Papua mengumumkan sebanyak 1.023 koperasi di Papua sudah dalam keadaan "mati suri" atau tidak aktif, serta tak lagi menjalankan aktivitas di dunia perkoperasian. Menurut Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal,SE,MM, kurang lebih 45 persen koperasi yang tak aktif ini sangat membutuhkan perawatan yang lebih kondusif agar tak sampai dibubarkan oleh pihak pemerintah. "Jadi, dari total 3.483 koperasi yang ada, sebanyak 1.460 koperasi aktif dan tak aktif 1.023. Sehingga sangat disayangkan apabila jumlah koperasi yang banyak ini tidak dimaksimalkan untuk mendukung kekuatan ekonomi Papua. Padahal koperasi mampu menjanhgkau sampai ke kampung-kampung di seluruh Papua," kata Wagub, dalam satu kesempatan kemarin.Lebih lanjut dikatakan, saat ini ada begitu banyak sumber daya alam yang tersedia di kampung-kampung, hanya saja belum bisa dimanfaatkan secara baik sebab masih terkendala pada proses ditribusi dan pemasaran.
Oleh karena itu, koperasi kedepan diharapkan mampu dapat berperan dalam mejembatani persoalan dimaksud sehingga potensi yang ada di kampung dapat diberdayakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara ditempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Papua, Kaleb Worembay mengatakan bagi koperasi yang saat ini tengah "mati suri", pihaknya sedang melakukan pengcekan langsung ke kabupaten/kota masing-masing untuk selanjutnya mendapatkan penanganan.Sebab sudah menjadi tugas pemerintah untuk membina anggota koperasi yang ada. Hanya bila koperasi sudah tak mungkin lagi untuk dibina, terpaksa harus membubarkan. Karena koperasi itu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dibubarkan juga oleh masyarakat serta tak boleh ada intervensi pemerintah," jelasnya.
Ditambahkan Kaleb, pemerintah saat ini juga siap memfasilitasi dan membina kembali koperasi yang sedang dalam kesulitan. Hanya saja, faktor koperasi "mati suri" selama ini salah satunya dikarenakan oleh adanya ketidakjujuran internal anggota koperasi itu. “Ya memang salah satu masalah koperasi itu tak aktif karena tidak ada kejujuran diantara mereka (anggotanya). Ya kalau sudah begitu tentu saja pasti Koperasinya jadi macet. Tapi kalau jujur pasti, hanya di Papua pertumbuhannya dari aspek kuantitas jumlah koperasi meningkat terus tapi yang "sakit" juga jumlahnya selalu mengalami penambahan," katanya.