Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Provinsi Papua kagum dan sangat mengapresiasi program pencegahan penyaluran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Paniai. Sebab, masyarakat di Kabupaten Panitia menerima orang yang teriveksi sebagimana masyarakat biasa. Jadi, tidak ada diskriminasi terhadap orang yang menderita penyakit HIV/AIDS disana, dan masyarakat Panitai semuanya ikut dalam pemeriksaan HIV/AIDS, ini sangat luar biasa,’’ Ujar Ketua KPA Papua, drh. Constant Karma di Jayapura, Rabu (14/8) kemarin.
Constant Karma mengatakan di Paniai orang terinfeksi tidak didiskriminasi oleh masyarakat yang ada di Paniai. “Masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS di Kabupaten Panitai hidup seperti biasa, karena mereka diterima ditengah-tengah masyarakat,’’ Kata Karma. Menurut Karma, sebenarnya orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan orang yangterinfeksi penyakit lain sama karena dirawat di rumah sakit. Jadi, bagi saya apa yang dilakukan oleh Bupati Paniai untuk pencegahan merupakan suatu langkah yang sangat tepat. Karena, semakin banyak masyarakat yang melakukan pemeriksaan, maka semakin banyak akan kita ketahui hasilnya atau penyakit apa saja yang diderita oleh masyarakat. Apakah itu penyakit HIV/AIDS atau bukan.
Namum, kata Karma yang perlu dilakukan juga adalah lebih banyak melakukan tes kesehatan. Hal ini merupakan salah satu pencegahan. “Semakin banyak melakukan tes, semakin banyak juga orang mengetahui penyakitnya, sehingga tidak menularkan atau dapat mengambil langkah-langkah pencegahan,’’ Tuturnya. Ditambahkan Karma, ada istilah para dokter atau perawat yang menganjurkan masyarakat untuk melakukan tes HIV/AIDS, tetapi keputusan itu ada di tangan masyarakat. “Mau ikut tes kesehatan atau tidak, pada prinsipnya petugas kesehatan hanya menawarkan kepada masyarakat untuk melakukan tes kesehatan, semuanya kembali ke masyarakat,’’ Tandasnya.