Tapi membutuhkan kerja keras dengan diimbangi semangat serta didekikasi
dan loyalitas yang tinggi untuk menerjang berbagai keterisolisasian
wilayah dalam merajut benang merah menjadi kenyataan. Ungkap Gubernur
Lukas Enembe pada pembukaan Seminar Nasional yang diselenggarakan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua di
Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Rabu (28/8). Gubernur menyatakan bahwa kesejahteraan dapat terwujud apabila hadirnya
sebuah pembangunan yang menyentuh kebutuhan dasar manusia Papua yang
hidup terpencar dan terpencil di lembah, pesisir pantai, pulau-pulau di
gunung-gunung dan di pedalaman belantara tanah Papua.
Diakuinya, seiring dengan berjalannya waktu maka tak dapat kita pungkiri
bahwa belum ada hal-hal siknifikan yang terjadi dalam merubah derajat
kehidupan masyarakat Papua. “Otsus tidak gagal namum implementasinya
yang keliru dan salah sasaran, sehingga mengakibatkan kita masih terus
berputar pada masalah klasik yaitu kemiskinan dan ketertinggalan yang
diakibatkan karena derajat kesehatan masyarakat Papua yang rendah
sehingga angka kematian ibu dan bayi tinggi, angka HIV/aids juga tinggi,
angka penderita gizi buruk juga tinggi, penderita menyakit malaria, TB
Paru juga tinggi serta infeksi kesehatan lainnya.’’ Ujarnya. Angka buta aksara yang tinggi mengakibatkan IPM Papua rendah. Persoalan
tersebut, menurut Gubernur Lukas Enembe, dapat dijawab melalui
pembangunan bidang keciptakaryaan yang ditujukan kepada terwujudnya
permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam
pengembangan permukiman, pengembangan system air minum, pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan
yang berbasis penataan ruang.
Sebagai salah satu sektor dalam pembangunan keciptakaryaan, pengembangan
perumahan dan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan mempunyai
peranan yang sangat strategis. Bangunan gedung dan lingkungan, sebagai wadah terkecil dari manusia
dalam melakukan kegiatannya sehari-hari dan berfungsi sebagai kulit
pelindung terhadap dampak negative dari angin, debu, hukan dan sinar
matahari. Bangunan gedung merupakan salah satu wadah kegiatan manusia sehari-hari
yang mempunyai peranan strategis dalam kehidupan dan produktivitasnya.
Oleh karena hal tersebut, maka penyelenggaraan bangunan gedung harus
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis sehingga terjamin kelaikan
fungsinya.
Karena itu, sebagai gubernur dirinya menyambut baik kegiatan seminar
nasional ini sebagai langkah awal untuk mensinkronkan antara perencanaan
yang telah dibuat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi
Papua dan Pemerintah Pusat dengan rencana aksi atau action plan yang
dibuat oleh berbagai kementeriaan terkait agar bisa sejalan terarah,
fokus, terukur dan berkelanjutan dalam membangunan perumahan dan
permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan di Tanah Papua. Pihaknya berharap, seminar nasional ini dapat merumuskan berbagai hal
mendasar untuk memberikan masukan, rumusan, arah kebijakan, strategi dan
program kegiatan dalam pembangunan perumahan dan permukiman serta
penataan bangunan dan lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan
sehingga dapat menjawab seluruh persoalan pembangunan di Provinsi Papua
sekaligus sebagai sebuah dukungan awal kepada saya dan saudara klemen
tinal dalam melaksanakan tugas dan tangguang jawab sebagai gubernur dan
wakil gubernur selama lima tahun kedepan, untuk membangun Papua menuju
peradaban baru.