Asisten Bidang Umum Sekda Papua Elysa Auri
mengimbau seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah
provinsi, untuk segera mempercepat proses tagihan proyek fisik maupun pengadaan
pihak ketiga.
Hal demikian, agar tingkat serapan anggaran
Pemerintah Provinsi Papua memasuki semester kedua di 2017, bisa mencapai
sasaran yang telah ditargetkan.
Demikian dikatakan Asisten Elysa Auri, saat
memberikan arahan pada satu kegiatan di Jayapura, kemarin.
Dikatakan, sampai dengan bulan ini, daya serap
keuangan dan fisik, masih dibawah 30 persen. Nilai sangat minim sehingga mesti
segera ditingkatan, agar dapat dilakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan
yang belum terlaksana secara maksimal.
“Makanya pada kesempatan ini saya mohon kepada
semua SKPD supaya dalam minggu-minggu berjalan ini, suda ada kegiatan yang bisa
ditagih. Lebih khusus untuk anggaran yang bersumber dari dana Otsus,” imbaunya.
Sementara, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun mengakui minimnya daya
serap SKPD dipengaruhi oleh proses lelang di Biro Pangadaan Barang dan Jasa
yang saat ini masih sementara berjalan.
Meski begitu, dirinya optimis sampai dengan akhir
tahun anggaran, target daya serap Pemprov Papua akan tetap tercapai.
“Kendati pun ada sisa, tidak akan banyak.
Karena masing-masing SKPD sudah menyepakati agar seluruh pekerjaan berakhir
pada November 2017. Dengan begitu maka daya serap akan dikebut sebelum tutup
anggaran di bulan Desember meningkat,”ucapnya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty menyebut rendahnya daya serap
dikarenakan, rekanan atau pihak ketiga menggunakan dana pribadi untuk membiayai
proyek-proyek pemerintah.
“Memang daya serap Papua rendah ya, tapi kita
harus akui juga karena rekanan kita memiliki modal kuat sehingga mereka
membiayai proyek pemda dengan dana pribadi,” kata dia.
Menurutnya, sebagian besar rekanan lebih
sering meminta pembayaran pada saat pekerjaan sudah selesai atau menagih di
akhir tahun anggaran
“Disinilah yang nanti terkesan serapan anggaran minim,
padahal rekanan ini tagihnya 100 persen saat pekerjaannya sudah selesai.
Sehingga seolah-olah terjadi penumpukan anggaran atau kelihatan daya serap kita
rendah,” ucap dia.