Pemerintah Provinsi Papua mengimbau seluruh masyarakat untuk mulai beralih ke sagu yang kini sudah menjadi bahan pangan nasional.
Imbauan itu bukan tanpa alasan, karena selain harus menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19, konsumsi sagu oleh masyarakat dipandang menjadi solusi terbaik menghadapi ancaman resesi.
Sebab sagu merupakan pangan lokal dengan harga terjangkau dan dapat diolah menjadi berbagai macam makanan pengganti beras, seperti mie, papeda, kue kering bahkan es krim.
“Kita harap masyarakat di masa Covid ssaat ini dalam hal memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, tidak selalu bergantung pada beras, tetapi harus bisa manfaatkan keberadaan pangan lokal seperti sagu”.
“Sebab tidak kita minta seandainya besok-besok tidak ada pasokan pangan dari luar, maka keberadaan pangan lokal sagu ini yang bisa dimanfaatkan,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Papua, Semuel Siriwa, Selasa (20/10/2020), pada Pekan Sagu Nusantara 2020 di halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Ia mengajak mulai saat ini, masyarakat harus bisa membiasakan diri mulai dari rumah tangga masing-masing untuk mengkonsumsi pangan lokal, baik sagu maupun umbi-umbian minimal seminggu dua kali.
Sebab pengkonsumsian pangan lokal sagu menurut penelitian, jauh lebih sehat dibanding beras.
Untuk diketahui, di pekan sagu nasional 2020, Papua tercatat dalam rekor murni karena mampu menyediakan 2500 mie sagu.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengapresiasi hal itu. Kendati demikian, dia tak heran sebab Papua memiliki luas lahan sagu sebesar 4,7 juta hektare. Sementara secara nasional, tercatat Indonesia memiliki 5,43 juta hektare.
“Jika melihat data ini, tanaman sagu hanya beberapa persen saja di Indonesia, selebihnya ada di Papua. Bahkan Bumi Cenderawasih tercatat memiliki lahan sagu terluas se-dunia”
“Makanya saya mengapresiasi kegiatan ini sebab menjadi penyemangat bagi kita untuk membangun Papua berdasarkan 5 wilayah adat dengan kearifan dan potensi lokal,” katanya.
Untuk itu, dia berhara kedepan apapun pemerintah di provinsi, kabupaten dan kota agar gencar mengkampanyekan makan makanan lokal. Sehingga kedepan, sagu dapat menjadi makanan andalan seluruh masyarakat Papua bahkan Indonesia.