Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen), Selasa siang (6/7/2021) menggelar Seminar Pendahuluan Perencanaan Kebutuhan Beasiswa Affirmasi Bidang Kesehatan di Hotel @Hom Premiere Abepura, Kota Jayapura.
Seminar pendahuluan ini merupakan tahapan untuk menyusun kebutuhan beasiswa afirmasi bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di 5 wilayah adat yang meliputi Mamta, Sareri, Anim Ha, La Lago, dan Mee Pago.
Wilayah adat Mamta meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Mamberamo Raya.
Wilayah adat Saireri meliputi Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulaun Yapen dan Waropen.
Wilayah adat La Pago meliputi, yaitu Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Puncak Jaya, Yalimo, Yahukimo, Membramo Tengah dan Kabupaten Puncak.
Kemudian wilayah adat Mee Pago meliputi Kabupaten Dogiyai, Deiyai, Nabire, Intan Jaya, Paniai dan Mimika. Dan wilayah adat Anim Ha meliputi Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Asmat, dan Mappi.
Kepada BPSDM Provinsi Papua, Aryoko AF Rumaropen,SP,M.Eng mengatakan, seminar pendahuluan yang digelar hari ini merupakan proses atau tahapan awal untuk dilakukan kajian dan penelitian tentang SDM Nakes kebutuhan beasiswanya.
“Kenapa kita melalui proses ini dengan sebuah kajian, tujuannya supaya kita bisa melihat ketimpangan antara data tenaga kesehatan hari ini dengan kebutuhan sesungguhnya tenaga kesehatan di wilayah Papua. Kerjasama penelitian ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui BPSDM Provinsi Papua dengan kelompok profesional Fakultas Kesehatan Masyarakat Uncen,”jelas Aryoko.
Kajian kebutuhan beasiswa afirmasi bagi Nakes, lanjut Aryoko, dilakukan di 5 wilayah adat di 29 kabupaten kota se- Papua, selama 6 bulan kedepan.
“Kajian dan penelitian dilakukan di kabupaten kota di 5 wilayah adat. Kita butuh data akurat dan proporsional antara tenaga kesehatan dan jumlah masyarakat yang di layani melalui sebuah kajian yang komprehensif. Sehingga hasilnya kita gunakan untuk mempersiapkan intervensi dari Pemerintah Provinsi Papua dalam hal pembiayaan bagi tenaga kesehatan yang di butuhkan di setiap wilayah adat,”ungkapnya.
Menurutnya, sesuai arahan Gubernur Papua, Lukas Enembe,SIP,MH, kajian dan penelitian yang dilakukan ini selain untuk mendukung pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Papua, juga untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Orang Asli Papua (OAP) khususnya dibidang kesehatan.
Kata Aryoko, penelitian akan melibatkan pemerintah kabupaten kota melalui instansi tekhnis dan stakeholder meliputi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tenaga-tenaga kesehatan yang selama ini mengabdi di daerah-daerah terpencil dan terisolir.
“Kami berterimakasih kepada bapak gubernur karena mendukung penuh pengembangan kompetensi ASN dan pendidikan afirmasi, tetapi juga kami di beri kesempatan untuk melakukan beberapa kajian untuk mendukung proses – proses kerja di bidang peningkatan SDM Papua, salah satunya kajian tentang kebutuhan beasiswa untuk tenaga kesehatan,”tandasnya.
Seminar Pendahuluan yang digelar Selasa siang tersebut diikuti Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), Dinas terkait di bidang Pendidikan dan Kesehatan, anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Perwakilan MRP bidang affirmasi, perwakilan Unicef, Akademi Keperawatan, Poltekes Jayapura, dan lainnya.