JAYAPURA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut anak didik di bangku sekolah merupakan sasaran empuk dan rentan bagi kelompok yang sengaja ingin merusak masa depan bangsa dengan paham radikalisme.
Oleh karenanya, BNPT mendorong para guru di berbagai tingkatan pendidikan di Papua, agar mulai mengembangkan strategi pembelajaran dengan memasukan nilai-nilai moderasi beragama.
“Terorisme yang diawali dari radikalisme adalah ancaman nyata bagi kedamaian di Indonesia. Ancama paparan radikalisme bisa menyasar kelompok masyarakat manapun tidak terkecuali anak didik di lembaga pendidikan masing-masing,” terang Kepala Seksi Pengamanan Lingkungan Badan BNPT, Yaenurendra Hasmoro, dalam sambutannya pada kegiatan Train of Trainer menjadi guru pelopor moderasi beragama melalui FKPT Papua di Jayapura, Rabu (24/8/2022).
Lanjut Hasmoro, tak hanya guru, seluruh pihak tak terkecuali orang tua, harus mengedepankan kewaspadaan terhadap anaknya. Tidak hanya untuk alasan keselamatan, melainkan juga untuk mencegah tersebarluasnya paham radikal terorisme tersebut.
“Tapi paling tidak kami harapkan para guru memasukan nilai moderasi beragama, seperti toleransi, semangat kebangsaan, saling menghormati, menghargai keragaman dan kebhinekaan sebagai bahan ajar berupa video pendek,” tambahnya.
Sementara Gubernur Papua dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Kesbangpol Papua, Musa Isir mengajak semua elemen masyarakat di Papua untuk menjaga kedamaian yang sudah tercipta di Indoensia secara khusus di wilayah setempat.
“Indonesia ini luas sekali dan penduduknya 270 juta lebih, tapi kita bisa rukun sampai sekarang. Beda dengan negara-negara lain yang seperti orang sudah lupa Tuhan dan hidup sesukanya,” kata dia.
Musa katakan, banyak negara luar yang justru ingin kerukunan di Indonesia ini terpecah belah. Karena itu, pemerintah dan stakholder terkait, khususnya para guru, punya peranan penting untuk menyelamatkan generasi muda dari paparan paham radikalisme yang dapat merusak kerukunan itu.
“Sebab para guru ini menjadi garda terdepan untuk menangkal paham radikalisme kepada anak didik di lingkungan sekolah. Lalu orang tua di lingkungan sekitar tempat tinggal dan bergaul anak,” tandasnya. ***