Kabupaten Jayapura
Kabupaten Jayapura merupakan wilayah  yang memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang terkandung di dalamnnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terencana dan terstruktural telah dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi, melalui Dinas Perikanan dan Kelautan khususnya Dinas Perikanan dan Kelauatan Kabupaten Jayapura.
Sumber mata pencaharian utama masyarakat Sentani adalah petani. Namun sumberdaya perairan memilki potensi yang cukup besar untuk di kelolah dan di kembangkan guna meningkatkan income masyarakat. sebagan masyarakat berkerja dalam lingkup perkanan hanya di pandang sebagai mata pencaharan sampingan. Tidak mengherankan apabila mata pencaharan masyarakat di Danau Sentani  umumnya adalah petani dan peramba (berburu). Wilayah sentani banyak memiliki potensi perikanan, khususnya perikanan darat, namun banyak diantara potensi penembangan sektor perikanan itu belum di kelolah secara maksimal.
Jumlah sarana yang digunakan untuk menangkap ikan di Danau Sentani adalah : perahu tanpa motor sebanyak 405 buah, keramba 542 unit dan total luasnnya 8,71 Ha yang di mliki oleh 274 petani keramba dan kolam dengan total luasnnya 35,01 Ha yang dimiliki oleh 106 petani kolam pada tahun 2005 yang dikelolah oleh sekitar 329 Rumah tangga Perikanan dengan produksi pada tahun 2005 sebanyak 233,11 ton.
Profil Danau Sentani
Guna meningkatkan potensi maupun hasil perikanan melalui sumber daya alam yang ada di Papua, Dinas Perikanan Provinsi Papua telah mengembangkan pembudidayaan ikan keramba di Danau Sentani Kabupaten Jayapura. Budi daya ikan keramba yang masuk pengelolaan budi daya air tawar itu, akan diterapkan tidak saja di Danau Sentani, namun di seluruh Papua yang mendukung kegiatan pembudidayaan ini.
Hal itu, dituturkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Ir. Astiler Maradja dalam satu acara, pekan lalu. Menurutnya, prospek maupun potensi perikanan di Danau Sentani dinilai cukup baik, namun selama ini keberadaan danau tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu, pihaknya akan mencoba mengajak masyarakat setempat untuk melakukan pengembangan keramba ikan. Budi daya ikan air tawar seperti ini, akan juga dikembangkan di Koya akan melalui kolam-kolam yang ada, serta di Nabire dan  Timika.
Dikatakan Astiler, sesuai dengan instruksi Gubernur Papua, Dinas Perikanan kedepan akan melakukan pengembangan perikanan di daerah pedesaan maupun perkampungan untuk peningkatan hasil perikanan maupun peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat. karena selain dapat dikonsumsi, hasil perikanan ini dapat dijual untuk menghasilkan pendapatan.
Pola seperti ini, menurutnya, akan terus dikembangkan di masa yang akan datang, karena selain dinilai baik dan efisien, biaya pemeliharaan ikan keramba tidak membutuhkan anggaran yang besar. ?Jadi pola ini akan diterapkan sampai kemasa yang akan datang. Karena budi daya ikan keramba tidak memerlukan biaya yang besar,? tuturnya. Berkaitan dengan ini, pihaknya berharap agar masyarakat dapat mendukung upaya-upaya tersebut. Karena, dengan pembudidayaan ikan keramba ini yang baik dan benar, maka kesejahteraan masyarakat di pedesaan dapat ditingkatkan, sesuai dengan harapan pemerintah saat ini, yang berupaya meningkatkan gizi maupun kesehatan masyarakat di desa-desa.(sumber:papua.go.id)
Topologi :
1.Letak posisi Geografis 20 33 ? 2041 LS dan 1400 23 ? 1400 38 BT.
2.Ketinggian dari permukaaan laut 70 ? 90 m
3.Terletak diantara pegunungan cyclops yang merupakan cagar alam Nasional
4.Merupakan danau Vulkanik
5.Sumber air danau berasal dari 14 sungai besar dan kecil
6.Dengan satu muara sungai yaitu Jaifuri Puay
7.Diwilayah barat (Doyo lama dan Boroway) kedalaman danau curam,sebelah timur dan tengah ladai dan dangkal (Puay dan Simporo)
8.Hutan rawa di daerah Simporo dan Yoka
9.Dasar perairan, substrat lumpur berpasir (humus)
10.Perairan dangkal ditumbuhi tanaman pandan dan sagu
11.Luas danau adalah 9.360 Ha, kedalaman rata rata 24,5m
12.Perkampungan penduduk sebanyak 24 kampung tersebar di pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada ditengah danau.
Perikanan Danau Sentani :
Kegiatan Perikanan Tangkap :
1.Nelayan yang ada merupakan masyarakat asli Papua
2.Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang, pancing tombak, sumpit (harpoon)
3.Perahu yang digunakan adalah perahu tanpa sayap (perahu bolotu)
4.Penangkapan ikan dilakukan pada malam hari dan siang hari
5.Jumlah nelayan diperkirakan 892 orang terdistribusi di tiga wilayah dengan besaran 45% diwilayah barat, 42% diwilayah tengah dan 13% diwilayah timur danau Sentani
6.Jenis ikan yang tertangkap sebanyak 16 jenis dan 9 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan asli (indigenous species)
7.Paling dominant ditemukan (tertangkap) adalah jenis ikan rainbow / Hewu (Chilaterina Sentaniencis), gete ? gete besar (Apogon wichmani), sembilang (Hemipimelodus Venutinus), 
  Gabus Putih (Ophiocira aporas) dan gabus hitam(Glossogobius giuris)
8.Jumlah hasil tangkapan pertahun diperkirakan sebesar 1.823,52 ton/thn.
9.Hasil tangkapan nelayan 4,2 ? 5,6 kg/hari atau rata-rata sekitar 4,7 kg/hari dengan potensi prodiksi sebesar 8.922,8 ton/thn sehingga pemanfaatannya baru sebesar  18 %.
Kegiatan perikanan Budidaya:
1.Jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani 674 orang dengan skala usaha yang kecil
2.Jumlah pembudidaya non Papua (pendatang) sebanyak 48 orang atau 7% dari jumlah pembudidaya yang ada di Danau Sentani.
3.Produksi Hasil Budidaya keramba diperkirakan sebesar 90,105 ton/thn .atauRata rata produksi pembudidaya sebesar 132 kg/org/thn.
4.Luas lahan keramba budidaya yang ada sebesar 8,71 Ha atau rata rata pembudidaya memiliki lahan budidaya ikan sebesar 192 m2
5.Jenis ikan yang dominan di budidayakan adalah jenis ikan introduksi seperti Nila (Oreochoromis Niloticus), Mujair (Oreochorimis Mossambicus), Mas (cyprinus carpio), Gurame ( Osphrenemus gouramy).
6.Prospek usaha budidaya di Danau Sentani yang boleh diupayakan 149,76 Ha ata 1,6% dari luas total danau, sehingga yang telah diusahakan baru sekitar 6% dari prospek usaha budidaya yang ditargetkan sebesar 149,76 Ha.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua